Minggu, 12 Oktober 2008

Buku jadi Gaya Hidup, Itu Perlu!


Dari : Info Galangpress info.galangpress@gmail.com

Mungkinkah buku menjadi gaya hidup (life style)? Jawabannya mantap,
"Ya, bisa!", kata Mardiyanto, editor Galangpress dalam acara
Roundtable PRO 2 RRI Jogja (15/09) yang dipandu Erna dan Luluk.
Saat ini penerbitan buku sedang menggeliat, banyak buku-buku hadir dan
bisa menjadi panduan hidup bagi semua orang. Hadirnya buku-buku how
to, novel religi, dan makin variatifnya pilihan judul buku membuat
pembaca bisa bebas memilih buku.

Ya, dalam kehidupan saat ini me'life style-kan buku bukanlah omong
kosong bak impian di siang bolong. Lihat saja, awalnya minum kopi
hanyalah cara agar tahan dari rasa kantuk, tapi coba sekarang minum
kopi bukan lagi untuk mencegah kantuk tapi juga ajang kumpul-kumpul
dan diskusi, akhirnya minum kopi malah menjadi gaya hidup baru para
mahasiswa dan eksekutif muda.

Jadi, mengapa buku tidak! Setiap hari kita habiskan pulsa dan saban
akhir pekan menyatroni J.Co, KFC, Hoka Hoka Bento, dan sebagainya.
Mengapa kita menyatroni toko-toko buku saja, berburu buku menarik dan
inspiratif. Hal inilah yang mesti ditumbuhkan pada masyarakat,
kesadaran, bahwa ada kekayaan terpendam di dalam sebuah buku. Buku
adalah jendela dunia, dari sebuah buku kita bisa menemukan ide,
gagasan, bahkan bergegas bertindak setelah membacanya. "Jika ada 6
anak saja di sekolah yang setiap minggu sekali mengunjungi toko buku
maupun perpustakaan dan menebarkan virusnya kepada kawannya, bukan
tidak mungkin satu kelas akan keranjingan membaca," kata Mardiyanto.

Sudaryanto, seorang aktifis Forum Lingkar Pena (FLP) Jogja juga yakin
bahwa ke depan dunia kepenulisan dan budaya membaca akan semakin
semarak. Jika semua orang ke mana-mana menenteng buku, pastilah buku
telah menjadi gaya hidup seperti halnya di negara-negara maju.

Plus Bedah Buku

Dalam acara berdurasi 180 menit itu juga diadakan bedah buku dari
penerbit Pustaka Marwa (Galangpress Group) buku berjudul "Tahajud
Energi Sejuta Mukjizat" yang menghadirkan Muhammad Thobroni (penulis).
Dalam buku setebal 155 hlm tersebut M. Thobroni lebih banyak
mengungkapkan kisah menarik di seputar Tahajud, seperti tahajudnya
seorang mahasiswa ketika akan menghadpi ujian, tahajudnya seorang
pengangguran dalam perjuangannya mendapatkan pekerjaan, tahajudnya
seorang yang ingin mencari jodoh, dan sebagainya. "Jadi, buku saya ini
lebih banyak berisi kisah yang menggugah daripada tatacara dan rakaat
shalat tahajud", kata M. Thobroni.

Dalam acara tersebut antusiasme pendengar cukup banyak, terbukti
banyak telepon dan sms yang masuk ke PRO 2. Ke depan menurut Erna dan
Luluk kegiatan semacam bedah buku dan diskusi akan mendapat tempat di
masyarakat. Langkah ini tentu saja untuk membiakkan makin menjamurnya
minat masyarakat kita terhadap budaya gemar membaca. Dan kerja sama
dengan Galangpress akan terus berlanjut. Salut deh ....dan kita tunggu
(mrd)

Salam dahsyat, Galangpress Groups, www.galangpress.com, www.galangpress.wordpress.com